Penelitian ditinjau dari hadirnya variabel merupakan salah satu cara untuk mengklasifikasikan jenis penelitian berdasarkan unsur-unsur yang terlibat di dalamnya, khususnya terkait dengan kehadiran variabel bebas, terikat, atau kontrol. Pemahaman ini penting bagi peneliti pemula, mahasiswa, atau akademisi untuk menentukan pendekatan yang tepat dalam riset mereka.
Dengan memahami penelitian ditinjau dari hadirnya variabel, seorang peneliti dapat menentukan jenis penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah, tujuan, serta metode analisis data yang akan digunakan. Jenis penelitian ini membantu dalam membedakan antara riset yang murni eksploratif, eksperimental, atau deskriptif.
Baca Juga : Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Bidang Ilmu
Penelitian Deskriptif: Tanpa Manipulasi Variabel
Penelitian ini hanya bertujuan untuk menggambarkan keadaan, fakta, atau fenomena sebagaimana adanya. Misalnya: “Seberapa tinggi tingkat stres mahasiswa menjelang skripsi?” — di sini peneliti hanya mendeskripsikan tingkat stres, bukan mencari tahu penyebabnya.
Ciri-ciri penelitian deskriptif:
- Tidak ada perlakuan khusus atau eksperimen.
- Data dikumpulkan untuk menggambarkan kondisi atau karakteristik tertentu.
- Tidak membahas hubungan sebab-akibat antar variabel.
Contoh:
- Survei tentang minat baca siswa SMA.
- Studi tentang persepsi masyarakat terhadap layanan publik.
Penelitian Komparatif: Membandingkan Tanpa Mengintervensi
Saat peneliti ingin melihat perbedaan antar kelompok, penelitian komparatif menjadi pilihan yang tepat.melibatkan satu atau lebih variabel yang ingin dibandingkan antar kelompok. Namun, tidak ada perlakuan atau manipulasi terhadap variabel-variabel tersebut, sehingga hasil hanya mencerminkan perbedaan yang ada secara alami.
Contohnya:
- “Adakah perbedaan hasil belajar antara siswa laki-laki dan perempuan?”
- “Bagaimana perbedaan gaya kepemimpinan antara perusahaan swasta dan BUMN?”
Karakteristik:
- Membandingkan dua kelompok atau lebih.
- Tidak ada kontrol atau perlakuan khusus.
- Data dikumpulkan dari kondisi yang sudah ada.
Penelitian ini bermanfaat untuk mengidentifikasi pola perbedaan yang mungkin signifikan dalam konteks sosial, pendidikan, atau perilaku.
Penelitian Korelasional: Menelusuri Hubungan antar Variabel
Bila ingin mengukur sejauh mana dua variabel berhubungan, korelasi adalah jawabannya.Penelitian korelasional, ditinjau dari hadirnya variabel, melibatkan minimal dua variabel dan bertujuan mengetahui apakah ada hubungan antara keduanya. Korelasi tidak menunjukkan sebab-akibat, tetapi seberapa kuat dan arah hubungan antar variabel.
Contoh:
- “Apakah ada hubungan antara intensitas penggunaan media sosial dan tingkat kecemasan remaja?”
- “Hubungan antara motivasi belajar dan prestasi akademik mahasiswa.”
Karakteristik:
- Menggunakan teknik statistik seperti koefisien korelasi Pearson atau Spearman.
- Variabel tidak dimanipulasi, hanya diukur.
- Bisa bersifat positif, negatif, atau tidak ada korelasi.
Penelitian ini membantu peneliti melihat kecenderungan hubungan dan merancang penelitian lanjutan secara lebih mendalam.
Penelitian Eksperimen: Menguji Pengaruh Secara Langsung
Eksperimen adalah metode paling kuat untuk mengetahui hubungan sebab-akibat antar variabel.Penelitian eksperimen, ditinjau dari hadirnya variabel, melibatkan variabel bebas yang dimanipulasi oleh peneliti untuk mengamati pengaruhnya terhadap variabel terikat. Selain itu, biasanya ada variabel kontrol untuk menjaga agar hasil tidak bias.
Contoh:
- “Pengaruh penggunaan video pembelajaran terhadap pemahaman konsep fisika.”
- “Efektivitas terapi seni dalam menurunkan kecemasan sosial.”
Ciri-ciri:
- Ada perlakuan (treatment).
- Terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
- Peneliti mengendalikan variabel luar sebanyak mungkin.
Eksperimen sering digunakan dalam bidang psikologi, pendidikan, kesehatan, dan sains karena memungkinkan pengujian hipotesis secara ketat dan terukur.
Penelitian Kuasi-Eksperimen: Mirip Eksperimen, Tapi Lebih Fleksibel
Bila kondisi di lapangan tidak memungkinkan kontrol penuh, kuasi-eksperimen adalah alternatifnya.Penelitian kuasi-eksperimen merupakan jenis penelitian yang mendekati eksperimen namun dengan kontrol variabel yang tidak sepenuhnya ideal. Ditinjau dari hadirnya variabel, penelitian ini tetap melibatkan perlakuan, tetapi peneliti tidak bisa mengacak subjek secara bebas.
Contoh:
- “Pengaruh metode diskusi terhadap prestasi belajar di kelas XI IPA 2.”
Ciri-ciri:
- Subjek tidak dibagi secara acak.
- Masih ada perlakuan dan pengamatan terhadap dampak.
- Lebih realistis dalam situasi dunia nyata seperti kelas atau rumah sakit.
Kuasi-eksperimen cocok digunakan di setting pendidikan atau sosial yang kompleks, di mana pengacakan subjek tidak memungkinkan secara etis atau logistik.
Penelitian Ex Post Facto: Menganalisis Dampak dari Variabel yang Sudah Terjadi
Saat peneliti tidak bisa mengatur variabel bebas, Ex Post Facto bisa menjadi alternatif.Penelitian Ex Post Facto, ditinjau dari hadirnya variabel, adalah penelitian yang mengkaji hubungan sebab-akibat, tetapi variabel bebasnya sudah terjadi dan tidak bisa dimanipulasi.
Contoh:
- “Pengaruh status ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar anak.”
- “Dampak pola asuh masa kecil terhadap kepercayaan diri remaja.”
Karakteristik:
- Tidak ada manipulasi, karena variabel bebas sudah terjadi.
- Peneliti hanya mengamati dan menganalisis data yang ada.
- Banyak digunakan dalam psikologi, pendidikan, dan ilmu sosial.
Penelitian tindakan (action research), ditinjau dari hadirnya variabel, melibatkan perlakuan yang diberikan oleh peneliti yang sekaligus menjadi pelaku kegiatan — seperti guru di kelas atau manajer di perusahaan.
Contoh:
- “Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui penggunaan media interaktif.”
- “Perbaikan kinerja karyawan melalui pelatihan komunikasi internal.”
Karakteristik:
- Dilakukan dalam siklus (perencanaan, tindakan, observasi, refleksi).
- Peneliti aktif terlibat dalam proses perubahan.
- Fokus pada solusi nyata dan langsung.
Baca Juga : Mengenal Pendekatan dalam Penelitian
Kesimpulan
Penelitian ditinjau dari hadirnya variabel memungkinkan kita untuk memahami bagaimana struktur variabel dalam suatu penelitian mempengaruhi desain dan metode yang dipilih. Baik itu deskriptif, komparatif, korelasional, eksperimen, kuasi-eksperimen, ex post facto, atau tindakan — semua memiliki fungsi dan peran masing-masing dalam menjawab pertanyaan riset.
Memilih jenis penelitian yang sesuai dengan kehadiran variabel membantu peneliti mengarahkan proses pengumpulan data, analisis, hingga interpretasi hasil. Oleh karena itu, penting bagi setiap calon peneliti untuk memahami karakteristik masing-masing jenis penelitian agar tidak salah langkah dalam menyusun skripsi, tesis, atau karya ilmiah lainnya.
Penelitian yang baik selalu dimulai dari kerangka berpikir yang logis, dengan pemahaman kuat tentang variabel dan relasi antar komponen. Maka dari itu, sebelum menulis bab metodologi, pastikan jenis penelitian yang dipilih telah sesuai dengan jenis variabel yang ingin dianalisis. Dengan demikian, hasil riset akan lebih valid, sistematis, dan berdampak.
Terakhir, apakah Anda seorang peneliti atau akademisi yang ingin berkontribusi lebih luas pada ilmu pengetahuan? Atau mungkin Anda ingin membawa dampak nyata melalui penelitian dan pengabdian di bidang studi Anda?
Tunggu apalagi? Segera hubungi Admin Revoedu sekarang! Mulailah langkah baru Anda dalam kolaborasi ilmiah bersama kami. Jangan lupa bergabung di Komunitas Revoedu untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai layanan, peluang terbaru, serta tips dan panduan terkait dunia akademik. Kunjungi juga Web Revoedu untuk membaca artikel-artikel bermanfaat lainnya. Bersama Revoedu, capai impian akademik Anda dengan lebih mudah!

