Pentingnya ASI untuk Bayi
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan sebagai sumber energi, pertumbuhan, dan melanjutkan hidup. Namun, bayi menjadi makhluk yang membutuhkan makanan khusus untuk perkembangan sistem tubuhnya. Bayi tentunya tidak bisa mengonsumsi makanan selayaknya orang dewasa. Hal ini dikarenakan bayi belum memiliki gigi dan sistem pencernaan mereka belum siap untuk mencerna makanan yang keras. Di samping itu, bayi membutuhkan berbagai nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral untuk membantu proses pertumbuhannya. Bayi harus menerima nutrisi-nutrisi tersebut dalam bentuk yang bisa dicerna tubuhnya dengan mudah yaitu berupa cairan.
Pada umumnya, bayi akan disusui oleh ibunya sampai usianya menginjak 6 bulan. Air susu ibu (ASI) menjadi sumber makanan terbaik bagi bayi karena memiliki berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi dalam takaran yang tepat. Selain itu, ASI juga merupakan makanan dalam bentuk yang paling mudah diterima oleh sistem pencernaan bayi. Sayangnya, tidak semua ibu bisa memberikan ASI sesuai dengan yang dibutuhkan bayinya. Faktor psikis, hormon, efek pasca melahirkan, dan kebiasaan tertentu, seperti merokok atau mengonsumsi alkohol dapat mengurangi produksi ASI ibu. Untungnya, perkembangan zaman dan teknologi telah memungkinkan tersedianya susu formula yang dapat dijadikan sebagai alternatif.
Lahirnya teknologi susu formula sayangnya tidak selalu menjadi hal yang baik. Ada beberapa ibu yang seharusnya bisa memberikan ASI tetapi justru memberikan susu formula dengan berbagai alasan pribadi. Padahal susu formula tidak bisa menggantikan peranan sebaik ASI. Jika ASI dapat memberikan komposisi gizi sesuai dengan kebutuhan perkembangan bayi, tidak begitu dengan susu formula.
Kenapa Susu Formula Masih Belum Sempurna
Pemberian ASI turut membantu perkembangan kognitif bayi karena interaksi fisik maupun emosional dengan sang ibu yang tentu tidak bisa digantikan dengan susu formula yang diproduksi pabrikan. Bayi juga tidak akan kekurangan ketersediaan karena ASI terus diproduksi dalam tubuh ibu. Hal ini tidak seperti susu formula yang kapan saja bisa berhenti diproduksi atau jika orang tua tidak mampu membeli lagi. Perlu diketahui juga kalau susu formula tidak memberikan antibodi yang sangat penting bagi keesehatan bayi. Selain itu, susu formula juga belum tentu akan disukai oleh si kecil. Dari segi alam pun, pemberian ASI lebih ramah lingkungan karena tidak memunculkan sampah kemasan atau produksi seperti susu formula.
Meskipun tidak bisa menggantikan fungsinya secara maksimal, tetapi kemunculan susu formula dapat memberikan alternatif bagi ibu dan bayi yang benar-benar tidak bisa mendapatkan ASI. Susu formula tentunya dirancang dengan kandungan nutrisi lengkap yang dibutuhkan bagi perkembangan bayi. Susu formula juga bisa disiapkan dengan cepat dan mudah didapatkan dimana saja sehingga memudahkan orang tua dalam memberikan makan bayinya. Keuntungan lainnya adalah konsistensi susu yang dapat diatur sesuai selera dan kebutuhan bayi, dari susu yang cair sampai yang lebih kental. Susu formula juga dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama dan tidak mudah rusak sehingga orang tua dapat dimudahkan dalam persiapan makanan bayinya.
Baca juga: Fakta Tentang Susu Formula
Perbandingan di atas menunjukkan bahwa sebaik-baiknya susu formula tetap tidak bisa sebaik ASI. Sehingga tetap akan sangat disarankan untuk memberikan ASI selama masa perkembangan bayi yaitu kurang lebih selama 6 bulan pasca kelahiran.