Cara Menumbuhkan Respek Pada Anak
Manusia sebagai makhluk sosial harus hidup berdampingan dengan sesamanya. Stanley Heath berkata: “Manusia tidak dapat dimengerti dalam ketersendirian, manusia adalah makhluk sosial yang harus bermasyarakat untuk berkembang secara wajar. Setiap orang memerlukan dua konteks sosial, kelompok kecil yaitu keluarga adalah lingkungan pertama, serta masyarakat luas sebagai konteks kedua.”
Melalui kebersamaan dengan orang lain, seorang anak belajar untuk memedulikan orang lain dan belajar bagaimana agar dirinya bisa diterima dalam lingkungannya. Lingkungan merupakan tempat pembelajaran bagi anak untuk berkembang dan bertumbuh menjadi dewasa serta dapat meningkatkan rasa empati. Hal ini juga diungkapkan oleh Stanley Heath dengan mengatakan: “Masyarakat besar dan kecil adalah konteks atau lingkungan di mana seseorang dibentuk dan berkembang. Setiap lingkungan sosial merupakan konteks pendidikan.”
Untuk menjalin hubungan yang baik dan harmonis dengan sesama dapat dipengaruhi oleh kepribadian, sifat, atau karakter seseorang. Sebaiknya anak telah mendapat pembekalan dari keluarga yang mempersiapkan dirinya untuk hidup dengan orang lain dalam lingkungan yang lebih luas. Memberikan pendidikan karakter kepada anak memerlukan kesabaran dan ketekunan yang tidak mudah, serta membutuhkan waktu yang panjang. Pembiasaan-pembiasaan harus dilakukan secara terus-menerus dan berulang-ulang.
Pentingnya Pendidikan Sejak Dini dalam Antisipasi Kegagalan Moral
Pendidikan yang diberikan sejak dini dapat mengantisipasi sejak awal kegagalan moral anak. Pendidikan menanamkan nilai-nilai dan membawa pembaharuan dalam sikap dan pola hidup setiap orang. Robby I. Chandra berkata bahwa pendidikan menghasilkan manusia yang memiliki kepekaan diri, hati yang bijak dan penuh welas asih, serta pribadi yang mensyukuri serta menyayangi bumi, sesama makhluk, sesama manusia, dan terutama hati yang memuja Sang Pencipta-Nya. Dengan kata lain, pendidikan akan menghasilkan manusia yang mempertanyakan dengan kritis makna keberadaannya, manusia yang mengevaluasi diri terus-menerus mengenai sumbangsihnya bagi kehidupan, dan manusia yang menghargai sesama makhluk serta semesta.
Selanjutnya, Robby mengatakan dampak pemberian pendidikan kepada anak yang diberikan secara terus-menerus adalah: Bahwa melalui pendidikan, manusia secara terus-menerus mengolah mata batinnya sehingga tidak hanya mengejar keberhasilan material saja. Secara terus-menerus, ia mencerahkan kesadarannya agar ia tidak didorong oleh persepsi-persepsinya yang keliru tentang kehidupan. Akhirnya, secara terus-menerus, ia juga mengingat proses jangka panjang dari kehidupan ini yang pada akhirnya tiba pada titik puncaknya.
Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar dan Taman Kanak-Kanak
Pendidikan dasar seperti di sekolah taman kanak-kanak atau lebih populer dengan singkatan “TK” adalah tempat dan waktu yang tepat untuk menanamkan pendidikan karakter bagi anak. Sebab pada usia TK, anak cenderung mengikuti dan menerima ajaran yang diberikan walaupun harus secara berulang-ulang dan terus-menerus. Memberi keteladanan adalah pendidikan yang sangat efektif kepada anak usia dini. Sifat dari anak akan mengikuti apa yang dilakukan oleh pendidiknya. Pendidikan model ini dapat melekat kuat di hati anak dan selalu menirukan dan melakukannya sekalipun di saat ia sendirian. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ratna Megawangi, usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang.
Banyak pakar mengatakan bahwa kegagalan penanaman karakter pada seseorang sejak usia dini akan membentuk pribadi bermasalah di masa dewasanya kelak, selain itu menanamkan moral kepada generasi muda adalah usaha yang strategis. Ada ungkapan yang mengatakan walaupun jumlah anak hanya 25% dari total jumlah penduduk, tetapi menentukan 100% masa depan. Oleh karena itu, penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini mungkin adalah kunci untuk membangun bangsa.
Dalam proses pembentukan karakter anak bukan hanya dilakukan oleh pihak sekolah saja, namun bisa dilakukan secara dini yaitu di lingkup keluarga. Sebagai orang yang paling dekat dengan anak, orang tua harus bisa memberikan anak mereka pendidikan beretika. Menumbuhkan rasa saling menghargai dan menghormati antara orang tua dan anak sangat penting dalam membangun hubungan awal yang sehat dan akan berdampak baik di masa depan bagi anak. Berikut adalah beberapa “cara menumbuhkan respek pada anak“.
Cara Menumbuhkan Respek pada Anak:
- Tunjukkan respek pada anak: Sebagai orang tua, Anda harus memulai dengan menunjukkan respek pada anak. Jangan mengkritik atau menghakimi anak Anda dengan kasar. Berbicaralah pada mereka dengan sopan dan hormat.
- Berikan perhatian pada anak: Memberikan perhatian pada anak akan membuat mereka merasa dihargai dan penting. Dengarkan pendapat dan ide mereka dengan sungguh-sungguh.
- Berbicara dengan jelas: Berbicara dengan jelas dan teratur akan membantu anak Anda memahami apa yang Anda katakan dan memperkuat hubungan Anda.
- Jangan terlalu kaku: Anak-anak membutuhkan kesempatan untuk berbicara dengan orang dewasa dan merasa dihargai. Jangan terlalu kaku dalam membatasi pembicaraan atau mengabaikan ide mereka.
- Jadilah contoh yang baik: Menjadi contoh yang baik untuk anak Anda akan membantu mereka meniru sikap yang baik dan menghargai orang lain.
- Ajari anak untuk bersikap sopan: Mengajari anak untuk bersikap sopan dan menghargai orang lain merupakan hal yang penting. Ajari mereka untuk mengucapkan terima kasih dan meminta maaf.
- Berikan pujian pada anak: Memberikan pujian pada anak Anda ketika mereka melakukan hal yang baik atau memperbaiki kesalahan mereka dapat membantu membangun kepercayaan diri dan merasa dihargai.
Dengan mengikuti beberapa cara di atas, Anda dapat membantu menumbuhkan rasa saling menghargai dan menghormati pada anak Anda.
Penulis: Khosi
Editor: Rafi