Penyakit Kuning pada Bayi
Bayi adalah tahap awal kehidupan manusia yang lemah secara fisik dan psikis, bergantung pada perlindungan orang lain. Kondisi fisik yang belum sempurna membuatnya rentan terhadap penyakit, terutama setelah lahir. Oleh karena itu, biasanya dokter akan memeriksa kondisi bayi yang baru lahir secara menyeluruh sebelum dipulangkan dari rumah sakit, sesuai dengan judul “Penyakit Kuning pada Bayi.” Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya kemungkinan penyakit pada bayi. Selain itu, penyakit bayi kuning sering terjadi pada hari ketiga hingga ketujuh setelah lahir karena peningkatan kadar bilirubin dalam tubuh, yang merupakan aspek yang perlu diperhatikan dalam “Penyakit Kuning pada Bayi.“
Penyakit Kuning pada Bayi, juga dikenal sebagai Ikterik Neonatorum, adalah umum pada bayi baru lahir. Gejalanya termasuk perubahan warna kulit dan mata menjadi kuning, lemas, serta penolakan menyusui. Ini disebabkan oleh gangguan bilirubin yang juga mempengaruhi warna tinja dan urine bayi. Penyebab lain meliputi berat lahir rendah, kelahiran prematur, kurang ASI, masalah hati, infeksi darah, dan ketidakcocokan golongan darah ibu-bayi.
Apa Kelebihan bilirubin pada bayi?
Kelebihan bilirubin pada bayi disebabkan oleh hati yang belum matang, kesulitan menghilangkan zat ini dari darah merah. Bayi kuning biasanya sembuh sendiri dalam 2-3 minggu dengan pemberian ASI. Namun, jika kondisi bayi tidak juga membaik, maka disarankan untuk menjalani pengobatan melalui dokter. Dalam kasus yang lebih serius, penyakit ini dapat berbahaya karena dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius seperti kelumpuhan otak (cerebral palsy), tuli, kerusakan otak (kernikterus), atau bahkan kematian.
Penyakit bayi kuning normalnya muncul hari 2-3, jelas hari 5-6, sembuh hari 7-14. Kondisi abnormal: sebelum 24 jam, gejala serius. Orang tua bisa membantu dengan menjemur bayi. Dalam kasus serius, fototerapi dokter disarankan untuk menurunkan kadar bilirubin dalam darah. Terapi ini umumnya diterapkan selama minimal 24 jam, dan jika perlu, bisa berlanjut hingga 5×24 jam setelah istirahat 12 jam. Jika fototerapi tidak berhasil, perawatan intensif mungkin diperlukan, seperti transfusi darah untuk mengganti darah tinggi bilirubin dengan darah normal. Terdapat juga kasus langka di mana bayi kuning tidak sembuh setelah lebih dari 3 minggu pasca kelahiran, yang mungkin mengindikasikan masalah kesehatan lain yang perlu dipertimbangkan.