Menjadi seorang peneliti atau akademisi berarti tidak hanya berkewajiban untuk melakukan penelitian yang berkualitas, tetapi juga memastikan hasil penelitian tersebut diterbitkan di tempat yang tepat. Publikasi di jurnal ilmiah yang bereputasi adalah salah satu indikator prestasi seorang peneliti, baik untuk keperluan karier akademis maupun untuk berbagi pengetahuan dengan komunitas ilmiah. Namun, tidak semua jurnal memiliki standar yang sama. Dalam beberapa tahun terakhir, ada peningkatan tajam dalam jumlah jurnal-jurnal yang kurang berkualitas, bahkan ada yang dianggap sebagai jurnal predator. Oleh karena itu, peneliti harus waspada dan mengetahui tipe jurnal yang harus dihindari.Berikut adalah tipe-tipe jurnal yang sebaiknya dihindari oleh peneliti:
1. Jurnal Predator
Jurnal predator adalah salah satu jenis jurnal yang paling banyak disorot dan diwaspadai oleh para peneliti. Istilah “jurnal predator” merujuk pada penerbit yang meminta biaya publikasi dari penulis tanpa memberikan layanan editorial dan peer review yang memadai. Jurnal ini biasanya hanya peduli pada keuntungan finansial, bukan pada kualitas penelitian yang diterbitkan. Berikut karakteristik jurnal predator:
- Proses peer-review yang sangat cepat atau bahkan tidak ada proses peer-review sama sekali. Peer review adalah langkah penting untuk menilai kualitas penelitian, dan proses yang terlalu cepat biasanya mengindikasikan kurangnya kualitas.
- Biaya publikasi yang tinggi tanpa memberikan informasi yang jelas mengenai penggunaan biaya tersebut.
- Kredibilitas penerbit diragukan, biasanya tidak terkait dengan institusi akademik yang diakui atau memiliki kantor palsu.
- Website yang tidak profesional, sering kali dengan kesalahan penulisan dan tampilan yang buruk.
- Kurangnya transparansi mengenai editorial board. Biasanya jurnal predator tidak mencantumkan informasi yang jelas mengenai dewan editorial atau dewan tersebut terdiri dari orang-orang yang tidak kompeten di bidangnya.
Peneliti harus selalu berhati-hati ketika menerima undangan untuk mempublikasikan makalah dari jurnal yang tidak dikenal. Sangat penting untuk memeriksa reputasi jurnal melalui berbagai sumber seperti Directory of Open Access Journals (DOAJ) atau menggunakan alat seperti Beall’s List yang mengidentifikasi jurnal predator.
2. Jurnal dengan Impact Factor yang Tidak Jelas
Jurnal yang memiliki impact factor (IF) rendah atau bahkan palsu harus dihindari oleh para peneliti. Impact factor adalah indikator seberapa sering artikel dari jurnal tersebut dikutip oleh artikel lain, sehingga bisa dianggap sebagai salah satu tolok ukur reputasi jurnal. Meskipun demikian, tidak semua jurnal yang memiliki impact factor rendah adalah buruk, tetapi jika jurnal tersebut mempromosikan IF yang tidak jelas sumbernya, hal ini bisa menjadi tanda bahaya. Berikut adalah tanda-tanda jurnal dengan impact factor yang meragukan:
- Jurnal tersebut mengklaim memiliki impact factor tinggi, tetapi setelah ditelusuri ternyata tidak terdaftar di database resmi seperti Journal Citation Reports (JCR).
- Menggunakan metrik yang tidak dikenal atau menciptakan metrik sendiri untuk menarik perhatian peneliti.
- Tidak memiliki jejak historis atau stabilitas dalam kualitas penerbitan.
Sebelum memutuskan untuk mempublikasikan artikel di jurnal tertentu, penting untuk memverifikasi klaim impact factor tersebut di sumber resmi. Jangan ragu untuk bertanya kepada rekan sejawat atau dosen senior mengenai jurnal yang dicurigai memiliki IF palsu.
3. Jurnal yang Kurang Reputasi Internasional
Jurnal yang kurang memiliki reputasi internasional juga harus dihindari, terutama jika peneliti bertujuan untuk meningkatkan citra akademis mereka di tingkat global. Jurnal-jurnal ini biasanya tidak di indeks dalam basis data besar seperti Scopus atau Web of Science, yang merupakan platform penting dalam dunia akademis internasional.
Beberapa jurnal yang hanya memiliki sirkulasi lokal, atau diakui hanya di kalangan akademisi tertentu tanpa mencapai pembaca global, mungkin kurang bermanfaat bagi peneliti yang ingin memperluas dampak penelitian mereka. Kurangnya kehadiran di tingkat internasional ini dapat mempengaruhi jumlah kutipan dan pengakuan akademis yang diterima peneliti.
Peneliti sebaiknya memprioritaskan publikasi di jurnal yang diindeks oleh basis data yang diakui secara internasional agar penelitian mereka dapat diakses oleh audiens yang lebih luas.
4. Jurnal Tidak Memiliki Proses Peer Review yang Jelas
Peer review merupakan bagian integral dari proses publikasi ilmiah. Jurnal yang tidak memiliki proses peer review yang jelas seharusnya dihindari, karena itu berarti kualitas artikel yang diterbitkan tidak terjamin. Tanpa peer review yang tepat, artikel yang dipublikasikan bisa jadi memiliki banyak kesalahan atau kelemahan, yang pada akhirnya dapat merugikan reputasi peneliti. Tanda-tanda jurnal yang tidak memiliki peer review yang jelas meliputi:
- Artikel diterima untuk publikasi dalam waktu yang sangat singkat setelah diajukan. Biasanya, proses peer review membutuhkan waktu beberapa minggu atau bahkan bulan.
- Tidak ada informasi detail mengenai proses peer review di website jurnal.
- Dewan editorial tidak terlihat aktif dalam memberikan masukan kepada penulis, atau tidak memiliki kualifikasi yang memadai.
Proses peer review yang baik memerlukan waktu dan keterlibatan dari para pakar di bidang terkait. Oleh karena itu, hindarilah jurnal yang menawarkan penerimaan cepat tanpa penjelasan yang masuk akal.
5. Jurnal dengan Biaya Publikasi yang Tidak Wajar
Meskipun banyak jurnal open-access yang sah mengenakan biaya artikel processing charge (APC), peneliti harus waspada terhadap jurnal yang mengenakan biaya yang terlalu tinggi atau tidak wajar. Biasanya, jurnal predator adalah yang paling sering memanfaatkan skema biaya yang tidak transparan ini untuk mendapatkan keuntungan dari para peneliti.
Peneliti harus memastikan bahwa biaya publikasi yang dikenakan sesuai dengan layanan yang diberikan oleh jurnal, termasuk pengeditan, peer review, dan distribusi. Jika biayanya terlalu tinggi atau tidak ada penjelasan yang masuk akal untuk biaya tersebut, peneliti sebaiknya mempertimbangkan jurnal lain.
6. Jurnal yang Terlalu Baru dan Belum Teruji
Jurnal yang terlalu baru atau belum memiliki track record yang jelas bisa menjadi pilihan yang berisiko, terutama jika jurnal tersebut belum memiliki artikel-artikel yang dikutip oleh jurnal lain. Meskipun bukan berarti semua jurnal baru buruk, peneliti harus memastikan bahwa jurnal tersebut memiliki tim editorial yang kompeten, proses peer review yang baik, dan tujuan ilmiah yang jelas. Memilih jurnal baru bisa berisiko karena:
- Jurnal tersebut mungkin belum sepenuhnya diindeks oleh database besar seperti Scopus atau Web of Science.
- Tidak ada jaminan bahwa jurnal tersebut akan bertahan dalam jangka waktu lama. Beberapa jurnal baru bisa saja berhenti beroperasi setelah beberapa tahun karena kurangnya dukungan.
Kesimpulan
Mempublikasikan artikel di jurnal ilmiah adalah bagian penting dari karier seorang peneliti. Namun, tidak semua jurnal memberikan platform yang baik bagi peneliti untuk berbagi hasil penelitian mereka. Menghindari jurnal predator, jurnal dengan impact factor yang tidak jelas, jurnal yang tidak memiliki peer review yang ketat, atau jurnal yang tidak memiliki reputasi internasional adalah langkah penting untuk menjaga integritas akademis dan karier ilmiah.
Peneliti sebaiknya meluangkan waktu untuk memeriksa kualitas jurnal sebelum mengirimkan artikel. Sumber daya seperti Directory of Open Access Journals (DOAJ), Scopus, Web of Science, serta rekomendasi dari rekan sejawat atau mentor dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam menghindari jurnal-jurnal yang berpotensi merugikan.
Tertarik untuk lebih produktif dalam hal penelitian dan ingin berkontribusi lebih luas untuk ilmu pengetahuan? Berkolaborasi dengan Revoedu menjadi solusi untuk Anda yang ingin mewujudkan secara nyata sumbangsih ilmu pengetahuan melalui penelitian dan pengabdian untuk bidang studi Anda.
Tunggu apalagi, segera hubungi Admin Revoedu untuk bergabung dengan komunitas peneliti untuk memulai langkah kolaborasi Anda. Jangan lupa bergabung pada Channel kami untuk informasi lebih lanjut seputar layanan dan kesempatan.